Ketika saya masih kecil (saat di SD) saya sering dinasihati oleh Bude saya bahwa saya harus sekolah agar kelak bisa pinter dan kalau sudah besar jadi Dokter.
Dan saya yakin, pada awalnya, para orang tua pada saat menyekolahkan anaknya, mempunyai keinginan agar anaknya menjadi orang yang pinter, cerdas – sehingga nantinya bisa berguna bagi keluarga, negara dan agamanya.
Namun, kini, keinginan itu sudah mulai bergeser sekarang. Karena para orang tua berharap agar anaknya mempunyai raport dan ijazah dengan nilai yang sesempurna mungkin. Untuk mencapai itu, tak heran bila penyelenggara bimbingan belajar jadi ramai peminat.
Lebih dari itu, ini yang bahaya, bahkan segala cara pun ditempuh. Seperti yang telah saya tulis di sana, seorang Ibu harus memerlukan ke paranormal agar anaknya bisa menjawab soal-soal UNAS. Ataua bahkan tak jarang (biasanya dilakukan para mahasiswi) mereka merayu Dosennya agar mendapat nilai bagus.
Jadi, kini, sekolah bukan untuk mencari ilmu, menambah wawasan, namun HANYA UNTUK MENCARI NILAI BAGUS. Hasilnya? Karena cara pencarian nilai itu membutuhkan biaya banyak, bahkan sampai merelakan kehormatannya, maka saat menjadi pekerja, maka yang dilakukan juga sama. Bagaimana caranya agar dapat uang banyak. Korupsi adalah salah satu pilihannya.
Oh, Indonesia. Bagaimana bisa disegani bangsa lain kalau warganya banyak yang tak berilmu, walau mempunyai IP yang tinggi.
Jalan Pintas ?
Jadi ingat kasus SMA Negeri 2 di Deli Serdang yang digerebek polisi karena gurunya membantu muridnya mengerjakan ujian bahasa Inggris
selama ini pendidikan selalu berorientasi kepada nilai ..
UNAS juga belum bisa menjamin peningkatan kualitas pendidikan..
anggaran pendidikan yang kecil, minimnya infrastruktur, dan kualias tenaga pengajar yang belum merata merupakan masalah-masalah klasik…
peningkatan kesejahteraan guru juga akan berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan..
sekarang, sekolah hanya untuk orang yang mampu…
bener…, gue Setuju !!!
jika benar sekolah mendidik moral kita agar lebih baik, lalu mengapa anak sekolah jaman sekarang malah kacau – kacau.
Iptek makin maju untuk membuat hidup manusia lebih baik tapi kenyataanya malah sebliknya.
Harap dimaklumi, karena Indonesia sangat terkenal akan “SALAH KAPRAH”. Yang dicari adalah pemahaman dan penghargaan akan ilmu, yang didapatkan hanya “judul” nya saja sedangkan isinya NOL BESAR. Exodus pun terjadi, bagi para pemilik ilmu sejati lebih memilih exodus ke luar negeri demi menikmati manisnya lembaran dollar.
untuk apa sekolah
jika hanya untuk menghafalkan rumus-rumus
tanpa pernah tahu gunanya
untuk apa sekolah
jika hanya mengejar nilai UN tanpa mengedepankan budi pekerti
untuk apa sekolah
jika hanya mendapatkan ilmu-ilmu abstrak
yang tak berguna bagi kehidupan
untuk apa sekolah
jika hanya mengejar selembar kertas bodoh
bernama ijazah
ketika ‘nilai’ tak lagi bernilai
ketika ‘sekolah’ tak lagi ada arti
maka nilai sekolah tak ada lagi arti
sekolah tak lagi dibutuhkan
yang kita butuhkan adalah ‘sekolah’
‘ s e k o l a h ‘
mas kebetulan saya dapat tugas buat makalah yang berjudul “Untuk apa sekolah”. jadi saya ucapkan terimakasih kepada anda yang telah menulis artikel ini sehingga bisa saya ambil maatnya
Wassalam
Arsyis
maatnya>>manfaatnya
trimakasih