Adam: Ranking Sekolah Bukan Tujuan


Membaca Surya Online, membuat saya menjadi bangga. Ternyata masih ada seorang anak manusia yang lahir dan sekolah di Indonesia (tepatnya di Kota Jember) membuat prestasi yang membanggakan. Diberitakan bahwa dalam Olimpiade Fisika Asia atau Asian Physics Olimpiad (APhO) ke-9 di Ulaanbaatar, ibukota Mongolia, 20-28 April ini, menyisakan rasa bangga pada pasangan dari Jember, suami istri Parwoto-drg Sulistiyani. Pasutri tersebut memang layak bangga karena merekalah orangtua Adam Badra Cahaya, 18, salah satu peraih medali emas di APhO ke-9. Lebih membanggakan lagi, Adam juga meraih nilai tertinggi dalam kompetisi yang diikuti 18 tim, yang terdiri dari para siswa SMA dari 16 negara di Asia itu.

Di antaranya tim dari negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura atau Hongkong.
Selain Adam yang berasal dari SMAN 1 Jember, dua siswa lain di Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) yang meraih emas di APhO ke-9 adalah Kevin Winata (SMAK Penabur, Jakarta) dan Rudy Handoko Tanin (SMA Sutomo 1 Medan).

“Saya mendapat kabar Adam menang pada hari Minggu (27/4). Tentu saja seluruh keluarga senang dan bangga,” kata ibu Adam, drg Sulistiyani, saat ditemui Surya di tempat kerjanya Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Jember, Selasa (29/4).

Fisika, tutur Sulis, memang mata pelajaran favorit Adam. Bahkan, dengan prestasi di APhO ini, Adam mulai mengincar prestasi di level dunia, yakni di Olimpiade Fisika Internasional (IPhO), yang lama diidam-idamkannya. Tahun ini, IPhO akan diadakan di Vietnam pada 20-29 Juli nanti.
Menurut Sulis, sulung dari tiga anaknya itu mencintai fisika sejak duduk di kelas II SMA. Alasannya, ilmu fisika banyak tantangannya dibandingkan, misalnya, matematika.

Pada matematika, Adam pernah bilang dirinya tak bisa leluasa menjelajahi rumus-rumus untuk memecahkan kasus. Sebab, semua sudah terpatok pasti. Sedangkan di fisika, rumus-rumus yang ada bisa `dimainkan` guna memecahkan kasus.

“Selama ini, prinsip Adam sekolah bukan untuk meraih ranking, namun memahami seluruh ilmu yang diberikan oleh gurunya. Tentu, kalau dia sudah paham apa yang diajarkan, ranking akan mengikuti,” tutur Prawoto, ayah Adam.

Prestasi Adam tentu tak datang tiba-tiba. Sebelum memuncaki prestasi di level Asia, cowok berzodiak Aries ini telah menjuarai lomba fisika di tingkat kabupaten, kemudian provinsi Jatim dan tingkat nasional (LPIR). Bahkan, setelah gabung TOFI (yang berisi siswa-siswi dari seluruh Indonesia yang berotak encer di bidang fisika) pada 2006, Adam sebetulnya telah digaransi masuk universitas top dalam dan luar negeri.

Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Nanyang Technological University (NTU) Singapura, misalnya, telah memberinya bangku tanpa tes untuk berkuliah di sana saat lulus dari SMA 1 Jember pada 2007 lalu.
Namun, Adam memilih bertahan di TOFI dulu. “Waktu itu Adam tanya apakah saya membolehkan dia tetap mengikuti TOFI. Saya hanya bilang `itu terserah kamu kalau itu yang terbaik`,” ucap Sulis……….

Meski pintar, anak dengan IQ (tingkat kecerdasan otak) 128 ini ternyata santai-santai saja dalam kesehariannya. Tak terlihat dia serius memelototi buku-buku pelajaran. Malah, uniknya, koleksi komiknya tak kalah banyak dengan koleksi buku-buku fisikanya.

“Di rumah, kegiatannya yang kentara justru membaca komik-komik serial Jepang. Tapi, bagi saya, itu tak begitu masalah. Karena saya tahu Adam memahami tugasnya sebagai siswa, makanya saya tak pernah menegur meski yang digendongnya komik,” jelas Sulis.

Komik-komik favorit Adam adalah Trio Detective, Musashi (Eiji Yoshikawa), serial Sherlock Holmes (Conan Doyle). Umumnya, komik-komik yang dibacanya adalah berbahasa Inggris.
Guru pelajaran fisika SMAN 1 Jember, Suryadi menuturkan, kemampuan Adam terlihat menonjol sejak Kelas II. “Saat pelajaran fisika, dan dia menemukan ketidaksinkronan dalam rumus fisika yang diterapkan, Adam biasanya mendebatnya. Ia bisa menawarkan formula lain dengan hasil yang sama,” jelas Suryadi, yang didampingi Kepala Sekolah SMAN I, Bambang Sumpeno.

Sayangnya, formula yang diberikan Adam sulit dipahami teman-teman sekelasnya. Bisa jadi, menurut Suryadi, selain karena kejeniusan Adam yang melampaui teman-temannya, juga karena Adam belum komunikatif dalam menyampaikan rumusannya.

7 thoughts on “Adam: Ranking Sekolah Bukan Tujuan

  1. Salam
    Buat Adam *ikut bangga* setuju Rangking bukun tujuan, yang ditanamkan pada anak bukan diharuskan menjadi yang terbaik tapi bagaimana melakukan yang terbaik. Amin

    Seandainya ada 1000 Adam, alangkah ‘bakal’ majunya Indonesia. 😛

  2. IQ 128 bukan tergolong jenius, mungkin yg berkembang adalah minatnya bukan bakatnya sehingga merangsang keingintahuan dan latihan.

    Tp walaupun olimpiade bagus belum tentu akan menjadikan spt penemu Edison, hawking dsb bila motivasinya artifisial bukan pure curiosity.

    Olimpiade hanyalah merupakan bukti bahwa orang Indonesia itu banyak yang cerdas. Dan karenanya, mestinya (meski bukan menjadi Edison, namun uang jelas) kalau pendidikan dilaksanakan dengan baik dan benar, kita bukan selalu menjadi negara konsumen belaka.
    Ciptakan kreator-kreator ilung, demi kejayaan Indonesia di era 2020. 😛

  3. Adam!!! temen sekelas di ipa 6 sman 1 jember….
    udah ditebak bakal jadi kayak gini…
    bagaikan lintang dalam laskar pelangi!!! mengayuh sepeda ke sekolah.
    Saking pinternya, kadang cuma diem liat adam nulis hal2 aneh di papan tulis! he2. Support to Adam!!!
    Tapi, sebenernya guru fisika adam yang ga kalah keren soal fisika itu ya pak wim….

    Temen sekelas dukung adam!!!

    Ikut bangga dong punya teman sekaliber Adam. Mudah-mudahan kelak dia tak tertarik menjadi anggota DPR – agar tak ikut tergiur oleh gelimang uang yang haram maupun gemulai cewek penggoda iman yang bukan muhrimnya 😛

  4. Adam..tante adalah teman ibu Adam (Sulistiani waktu SDN Sengon 1 di Jombang..SMPN 1 Jombang juga di SMPP Jombang. Tante ikut senang dengan prestasi Adam. Terus belajar….dan sukses selalu…………..

Leave a comment