Matikan Televisi Tanggal 20 Juli: Bisakah?


Bagaimana rasanya hari tanpa televisi? Kalau ingin tahu rasanya, silakan ikuti ajakan Koalisi Nasional Hari Tanpa Televisi (HTT) untuk mematikan TV dalam sehari pada 20 Juli mendatang. Kampanye bertajuk: Turn off TV, Turn on Live! (Matikan TV, Beralihlah ke Kehidupan Nyata). Koalisi Nasional HTT menetapkan tanggal itu sebagai hari tanpa TV untuk tahun 2008 ini. HTT kali ini dilaksanakan untuk yang ketiga kalinya setelah digagas tahun 2006 lalu.

Peneliti dari Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), Nina Mutmainnah Armando, mengatakan, HTT tidak bermaksud memusuhi televisi, melainkan sebagai gerakan untuk membangun sikap bijak terhadap penggunaan TV.

“Kadang kita lupa, tombol on (hidup, red) pada televisi tidak harus selalu menyala. Jadi, gerakan ini bukan untuk memusuhi TV. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan anak pada TV dan pernyataan keprihatinan masyarakat terhadap isi acara TV yang tidak sehat dan tidak aman untuk anak-anak,” papar Nina pada jumpa pers di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Senin (14/7).

Target gerakan HTT adalah mengajak 1 juta keluarga di seluruh Indonesia untuk mematikan TV dalam sehari penuh pada tanggal 20 Juli. Khususnya, keluarga yang memiliki anak usia prasekolah dan sekolah dasar.

Beberapa alternatif yang diberikan YPMA, keluarga bisa melakukan kegiatan bersama yang menciptakan interaksi antara anak dengan keluarga dan lingkungan sosialnya. Jam menonton TV yang sangat tinggi pada anak membuat mereka tercerabut dari komunitas sosialnya.

Bisakah kita melakukan hal ini? Karena nampaknya televisi sudah menjadi bagian dari hidup kita……..

[ Sumber : 20 Juli, Matikan TV !, Surya Online)

4 thoughts on “Matikan Televisi Tanggal 20 Juli: Bisakah?

  1. Saya yakin rencana ini hanya sekedar wacana semata, karena selain siaran televisi, TV juga dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang juga membuat anak tidak bisa meninggalkan televisi seperti Play Station atau untuk menonton VCD / DVD

    Wacana yang utopis ❓

  2. Tidak Pak! Mematikan tv seharian penuh bukan sikap yang bijak. Ada acara tv pada tanggal 20 yang baik untuk ditonton meskipun oleh anak2, seperti acara dakwah jam 05.00 wib di tpi atau tv lainnya. Jadi tidak perlu seharian penuh..

    Yang bijak adalah bagaimana keluarga bia memilah dan memilih acara-acara yang patut untuk ditonton, baik sebagai tuntunan maupun sekedar sebagai tontonan semata.

  3. Yup,matikan tv utk sementara tu penting. Tp,yg lbh penting lg adl membangun pola pikir utk mgunakn tv secara bijak.

    Tv memang amat penting,tp tanpa tv pun kita msh bs hidup!

    Mestinya memang begitu, mas…… :mrgreen:

  4. Kadang-kadang, kita harus berhenti upacara. Upacara menggambarkan sesuatu yang sesaat. Dinanti hari H-nya, disongsong datangnya, tapi dilupakan setelah itu.

    Janganlah “matikan TV” itu selesai tanggal 20. Lanjutkan terus aksinya menuju TV Indonesia yang lebih bermutu dan mendidik.

    Lebih penting lagi adalah selalu mengkritisi acara-acara TV yang tak mendidik, sehingga masyarakat jadi tersadar karenanya.
    Pada akhirnya TV akan ditinggalkan pemirsanya lantaran hanya menampilkan acara-acara yang bermutu.
    Entah kapan hal ini akan terjadi. 😛

Leave a comment