Megawati: Golput? Out from Indonesia!


Membaca Kompas.Com soal pernyataan Megawati tentang Golput, saya jadi merinding dan sekaligus meradang. Meskipun saya bukan penggagas Golput, namun jelas-jelas saya kaget. Politikus sekaliber Megawati melontarkan pernyataan yang konyol. Katanya “Orang-orang golput seharusnya tidak boleh menjadi WNI, karena mereka menghancurkan sistem dan tatanan demokrasi serta perundang-undangan di negara ini,” katanya di hadapan ribuan pendukung dan simpatisan pasangan tersebut.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan warga yang sengaja tidak menggunakan hak pilihnya (golongan putih/golput) baik dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) maupun pemilihan umum (pemilu) semestinya tidak boleh menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Hal tersebut ditegaskan Megawati saat menjadi juru kampanye untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu – Said Assagaff (RASA) pada kampanye putaran terakhir di lapangan Merdeka, Ambon, Sabtu.

Menurut dia, sengaja menjadi golput sangat bertentangan dengan Undang-undang dan menghancurkan tatanan demokrasi di Indonesia.

“Salurkan aspirasi dan hak politik kalian semua sesuai undang-undang yang berlaku. Jangan mengikuti ajakan sesat untuk menjadi golput. Silakan ikut menentukan nasib dan masa depan Maluku, serta masa depan Bangsa Indonesia,” katanya.

Gagasan Golput adalah gagasan sesat. Apa betul itu ucapan yang keluar dari niat dan nurani yang tulus. Jangan-jangan itu adalah suara roh Orde Baru. Ingin tahu saya, literatur apa yang dijadikan rujukan oleh beliaunya ini.

Memilih atau tidak memilih adalah merupakan hak prerogatif warga negara. Hak mana yang digunakan oleh pemiliknya, adalah mutlak wewenangnya. Tak bisa dipaksa, walau diiming-imingi oleh segebok uang.

Kalau yang dipilih ternyata justru membawa kesengsaraan bagi sebagian besar penduduknya, justru ia turut andil di dalam menjerumuskannya. Maka, bagi yang punya pemikiran yang jernih, Golput merupakan salah satu pilihan terbaik di antara pilihan lain yang terjelek.

Apalagi sistem pemilihan umum yang berlaku di Indonesia ini adalah pemilihan yang semu. Semu? Ya, soalnya rakyat tidak bebas memilih. Mereka hanya dipilihkan oleh partai-partai yang ada. Bukan bebas memilih sendiri.

Jadi, sebetulnya siapa yang sesat dalam hal ini?

12 thoughts on “Megawati: Golput? Out from Indonesia!

  1. Golput yes!
    GANTI REZIM, GANTI SISTEM

    Mulai dari mana? Selama sistemnya masih seperti sekarang, kayaknya sulit. Karena yang menentukan siapa yang layak jadi calon adalah Partai πŸ˜›

  2. Hak kita dong untuk ga milih alias jd golput, syapa suruh dipilih tp kerja ga bener, korupsi. Orang pilih golput karena kecewa dengan mereka yang pernah dipilih atau karena mereka belum nemu aja sosok yang pas untuk dipilih. Daripada asal milih. Rakyat da males denger janji2 semu saat kampanye, Kalo ada calon independent bisa jd gw ga golput hehehe….

    Jadi, hormatilah hak setiap orang πŸ˜›

  3. saya setuju untuk tidak golput..tapi saya paling setuju kalu pemimpin punya visi yang jelas..dan dilaksanakan..

    Yang terakhir ini saya juga akur πŸ˜›

  4. Masalahnya sekarang adalah GOLPUT kalau yang ini sekarang saya mendukung walaupun sebelumnya …………………….
    tapi biarlah itu dulu, kini yang sudah ada komitmennya tidak GOLPUT itu adalah langkah bijaksana, karena kemenangan partai tertentu saja yang memperoleh manfaat dari fenomena ini.
    Terbukti partai2 pengusung islam yang jelas2 mayoritas penduduknya beragama islam tapi selalu terkalahkan bahkan jauh dibawah target.

    Orang bersikap golput adalah karena : 1) apatis dan masa bodoh pada keberadaan parpol. 2) takut salah dan merasa ikut berdosa bila yang dipilihnya (nanti setelah jadi) menjadi koruptor – dan ia tak mau kalau lantaran pilihannya maka mereka yang sebelumnya orang baik-baik, karena nggak kuat ‘nyonggo derajat’ lantas mereka itu menjadi koruptor. 3) masih banyak lagi…….. πŸ˜›

  5. Masa kampanye sekarang 9 bulan, seperti orang hamil saja he he he he…………
    tapi kurun waktu yang panjang ini cukup untuk memperkenalkan masing2 kandidatnya/track recordnya dan partai yang mengusung.
    jadi haruslah mempunyai prinsip jangan mudah terpengaruh apa yang dikatakan megawati : semestinya tidak boleh menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan dikatakan PKS : Golput itu haram………(pasti ada sebabnya)
    memang banyak yang apatis, masa bodoh, percuma, berdosa, dan banyak alasan lain2.
    Profokasi GOLPUT sangatlah luar biasa hebatnya tinggal kita yang pandai2 menyitir/menyikapinya.
    Dampak yang dirasakan partai GOLPUT beginilah jadinya, sayapun sedikit kecewa pada saat pilpres tempo hari telah memberikan suaranya pada presiden sekarang ini tapi ditengah jalan ada penyesalan yang sangat……….
    Jadi curhat di blog ini, mudah2 dikedepannya saya tidak salah pilih lagi untuk GOLPUT tidak pernah ada dipikiran saya, karena kalau GOLPUT berarti memberi kesempatan lagi pada pemain (partai lama).

    Ketimbang golput, baiknya kita bikin partai lain ❓

  6. Pilihan golput bukan karena tanpa alasan. Pada dasarnya pemilih tidak merasa terwakili & terlindungi dengan hasil pilihannya…

    Megawati, tolong Ibu istirahat saja… Kami sudah cukup melihat hasil kerja Ibu saat di istana…

    Masyarakat yang cerdas tak akan terkecoh dengan segala buju rayu – walau dilumuri dengan duwit, sembako, apalagi dengan ancaman. πŸ˜›

  7. Kenapa orang memilih jadi golput, karena antara lain dari pilihan yang ada tidak sesuai dengan keinginannya, selama ini merasa tertipu oleh calon pilihannya.
    Sekarang orang / masyarakat sudah cerdas jadi tidak dapat dipaksa untuk milih yang tidak sesuai dengan nuraninya. Ibu Megawati masih berpikir bahwa rakyat Indonesia ini bodoh2 dan mudah dibohongi, padahal dia sendiri yang pikirannya ga maju2.

    Dengan makin cerdasnya manusia Indonesia, semoga pada Pemilu 2009 tak akan salah pilih lagi, bila memutuskan untuk tidak golput. :mrgreen:

  8. Golput menang?Artinya ada yg salah dg sistem kita…Bisa dbilang dmokrasi di negara kita gak sukses alias gagal.
    Pengen mensukseskan demokrasi negara kita?
    1. Menurutku,kita sbg pemilih gak boleh cuma jd pasif,tp musti lebih aktif dlm mengenal sosok2 yg akan kita pilih.Jgn cuma nunggu mereka “memperkenalkan diri”…
    2. Setelah kita bener2 kenal,kita punya konsekuensi buat menentukan pilihan.Pilihlah yg terbaik menurut masing2 dari kita.Daripada kita golput,terus yg menang ternyata malah sosok yg lebih buruk dari yg terbaik menurut kita?
    3. Kalaupun kamu bener2 kecewa krn gak ada sosok yg pas buat kamu,kenapa kamu gak berusaha jd seseorang yg bisa dipilih aja?Terutama yg muda2 dan punya bakat kepemimpinan,ini saatnya buat kamu memimpin perubahan di negara kita ke arah yg lebih baik.
    Ngomong memang gampang,tapi bertindak juga gak susah kok asal ada niat…
    Intinya,gak akan pernah ada solusi atas suatu masalah kalau kita cuma saling nyalahin… πŸ™‚

  9. Golput tidak berarti tidak boleh tinggal di NKRi.
    Namun kalaupun memang kenyataannya selama ini para politukus itu busuk?
    Bukan berarti kita tinggal diam dan menjadi golput. Kita sebaiknya mempelajari calon pemimpin Indonesia baru, yg tegas dan sudah mempersiapkan strategi khusus dan 6 program aksi partai gerindra sebagai solusi transpormasi bangsa menuju indonesia bangkit.
    Kalau orang baik golput itu sama dengan membiarkan org yg tidak bener juga yg masih memimpin negara tercinta ini.
    Mara buat ibu pertiwi bangga dengan pilihan yg tepat dan tidak salah pilih lagi.
    Kalau bukan kita, siapa lagi?
    Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Leave a comment